Wa Yabqaa Wajhu Rabbika dzul Jalaali wal Ikram

Wa Yabqaa Wajhu Rabbika dzul Jalaali wal Ikram

damainya dirasa........

damainya dirasa........

21 Desember 2009

Ikhwan Sejati

Seorang remaja pria bertanya pada ibunya, ”Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati!”
Sang Ibu tersenyum dan menjawab:
Ananda…,
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang di sekitarnya.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati di tempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia menghadapi liku-liku kehidupan.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca.

Pelabuhan hatiku


waktu boleh berlalu
seiring dengan itu
akan ada banyak godaan hati
yang bisa mengubah rasa yang ada
jika arah berlabuh belum ditetapkan
namun, bagiku
sulit rasanya untuk mengubah haluan hatiku
karena arah kompas menunjuk pada satu titik
perahu hatiku telah tertuju pada satu pelabuhan
pelabuhan yang dinantikan
pelabuhan yang akan menghadirkan kehidupan
pelabuhan dimana kebahagiaan menjadi sumber utama
pelabuhan yang memiliki dermaga penuh kesetiaan
pelabuhan yang menjadi pemberhentian terakhir dan bahtera
perjalanan cintaku

pelabuhan itu adalah
pelabuhan hatimu

bukan rembulan terang


aku mungkin bukan rembulan yang terang
yang bisa menghibur mata yang memandang
aku memang bukan rembulan yang indah
yang bisa menghibur gelisah
tetapi aku punya cinta
seindah bulan yang bercahaya

Berikan aku kesempatan


berikan aku kesempatan untuk menyentuhmu
maka kan kusentuh hatimu
dengan kuntum bunga edelweis yang mekar di telaga hatiku
berikan aku kesempatan untuk mengenggammu
maka kan ku genggam hatimu
dengan akar pohon aok yang menjalar kuat di taman jantung hatiku
berikan aku kesempatan untuk mengenalmu
maka kan kuberi kesan pertama di hatimu
berupa lukisan pelangi
yang warna warni nya menghiasi kanvas langit
berikan aku kesempatan untuk melihatmu
maka kan kulihat hatimu
melalui hatiku
dan kan kita buat labirin cinta diantara dua hati ini
berikan aku kesempatan untuk menjagamu
maka kan ku jaga hatimu
dengan segala prajurit hatiku
yang siap berkorban dan penuh kesetiaan
melindung sahabat hati
berikan aku kesempatan untuk memilikimu
maka kan ku tempatkan hatiku
di singgasana jantung hatiku
yang dengan itu, kau kan jadi perempuan
paling bahagia di dalamnya